Secara ilmiah, suara adalah getaran gelombang bunyi yang merambat melalui udara, dan dapat mempengaruhi kesehatan manusia dalam berbagai cara. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa suara dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang.
Pengaruh suara terhadap kesehatan fisik manusia dapat bervariasi tergantung pada jenis suara yang didengar. Sebagai contoh, suara yang terlalu keras atau bising dapat menyebabkan kerusakan pada pendengaran dan dapat meningkatkan risiko gangguan tidur, kelelahan, dan stres. Di sisi lain, suara yang lembut dan menenangkan seperti suara alam atau musik klasik dapat membantu menurunkan tekanan darah, memperbaiki kualitas tidur, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.Selain itu, suara juga dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan musik atau suara yang menenangkan dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Beberapa jenis terapi suara seperti terapi musik dan terapi suara alami juga telah digunakan untuk membantu mengatasi gangguan tidur, stres, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Dalam konteks agama Islam, lantunan suara Al-Quran juga telah diteliti dan ditemukan memiliki pengaruh positif pada kesehatan manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan lantunan Al-Quran dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan dan stres, meningkatkan konsentrasi dan fokus, dan meningkatkan kualitas tidur. Dari penelitian-penelitian tersebut sangat jelas bahwa Al-Quran dapat digunakan sebagai terapi kesehatan. Sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran.“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Alquran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57).
“Apabila dibacakan Al-Quran, perhatikanlah dan diamlah, maka kalian akan mendapatkan rahmat.” (QS. Al A’raf: 204).
Artikel Pengaruh Suara Lantunan Al-Quran (Murottal) bagi Kesehatan Manusia memberikan informasi lengkap mengenai bagaimana suara lantunan Al-Quran atau Murottal berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Pembahasan diawali dengan penjelasan tentang suara, pendengaran dan sistem saraf, bagaimana suara sampai ke otak, fungsi otak terkait proses pendengaran serta penelitian terkait pengaruh suara lantunan Al-Quran terhadap kesehatan hingga ayat-ayat Al-Quran yang digunakan untuk terapi kesehatan.
Suara, Pendengaran dan Sistem Saraf Manusia
Kemampuan telinga manusia untuk membedakan karakteristik suara seperti nada dan kenyaringan, tergantung pada frekuensi gelombang suara dan persepsi intensitas suara. Frekuensi suara diukur dalam satuan hertz (Hz), yang mengacu pada jumlah siklus per detik. Telinga manusia dapat mendeteksi frekuensi suara dalam kisaran antara 1.000-4.000 Hz. Di sisi lain, telinga bayi dapat mendengar frekuensi dalam kisaran antara 20-20.000 Hz.
Intensitas suara diukur dalam satuan desibel (dB). Rentang pendengaran manusia pada skala desibel adalah dari 0-13 dB. Semua karakteristik suara yang disebutkan harus melalui proses transduksi yang kompleks sebelum masuk ke sistem pusat. Proses ini melibatkan pergerakan sel rambut di koklea yang merespon getaran suara dan menghasilkan sinyal listrik. Sinyal listrik ini kemudian dikirimkan melalui saraf pendengaran ke pusat pendengaran di otak, di mana mereka diinterpretasikan sebagai suara yang dapat dikenali dan dipahami oleh manusia
Proses pendengaran melibatkan serangkaian tahapan yang rumit, dimulai dari perubahan gelombang suara di udara menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut kemudian diangkut oleh saraf pendengaran hingga ke otak, yang kemudian mengubahnya menjadi suara yang dapat kita kenali dan pahami. Seluruh proses ini melibatkan beberapa bagian telinga, termasuk gendang telinga, tulang-tulang pendengaran di telinga tengah, dan koklea di telinga dalam. Meskipun prosesnya kompleks, pendengaran adalah kemampuan alami yang sangat penting bagi manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), proses mendengar terjadi menurut rangkaian tahapan berikut :
- Suara yang dihasilkan oleh getaran suatu benda, seperti suara manusia, memasuki telinga melalui telinga luar dan melewati saluran telinga yang sempit yang disebut saluran auditori eksternal, yang mengarah ke membran timpani atau gendang telinga.
- Ketika gelombang suara memasuki telinga, gendang telinga akan bergetar dan mengirimkan getaran ini ke tulang-tulang kecil di telinga tengah yang disebut martil, landasan, dan sanggurdi. Proses ini memungkinkan getaran suara untuk diteruskan ke koklea atau organ pendengaran di telinga dalam, di mana getaran tersebut akan menstimulasi sel-sel rambut yang menghasilkan sinyal listrik yang dikirimkan ke otak untuk diinterpretasikan sebagai suara..
- Tulang-tulang kecil yang terdapat di telinga tengah menguatkan getaran suara dan mentransmisikannya ke koklea, suatu struktur berbentuk seperti spiral yang diisi dengan cairan di telinga dalam. Terdapat sebuah partisi elastis yang berjalan sepanjang panjang koklea, membaginya menjadi dua bagian, yaitu bagian atas dan bawah. Partisi yang membelah koklea menjadi bagian atas dan bawah ini dikenal sebagai membran basilar karena berperan sebagai dasar atau lantai pada struktur pendengaran utama.
- Setelah getaran menyebabkan cairan di dalam koklea bergelombang, gelombang yang bergerak membentuk sepanjang membran basilar. Sel rambut - sel sensorik yang duduk di atas membran basilar - naik turun mengikuti gelombang. Sel rambut dekat ujung lebar koklea berfungsi mendeteksi suara yang lebih tinggi, seperti tangisan bayi. Yang lebih dekat ke pusat mendeteksi suara yang lebih rendah, seperti anjing besar yang menggonggong.
- Saat sel rambut di koklea bergeser ke atas dan ke bawah atau bergerak naik turun, stereocilia yang melekat pada permukaan sel rambut terbengkok dan menabrak struktur di sekitarnya. Akibat pembengkokan ini, pori-pori yang terletak di ujung stereosilia terbuka dan mengaktifkan pengaliran zat kimia ke dalam sel rambut. Proses ini menghasilkan sinyal listrik yang dikirimkan ke otak untuk diinterpretasikan sebagai suara.
- Sinyal listrik yang dihasilkan oleh sel rambut di koklea dikirimkan melalui saraf pendengaran ke pusat pendengaran di otak. Di sini, sinyal tersebut diinterpretasikan sebagai suara yang dapat dikenali dan dipahami oleh manusia.
Bagaimana Suara Sampai ke Otak
Video berikut memberikan gambaran bagaimana perjalanan suara menuju otak :
Proses pendengaran yang Berhubungan dengan Fungsi Otak
Fungsi Pendengaran
Fungsi Pemrosesan Bahasa
Fungsi Pengaturan Perhatian
Selain itu, otak juga memiliki kemampuan untuk memblokir suara yang tidak diinginkan. Kemampuan ini memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan jelas di lingkungan yang bising, yang dikenal sebagai efek pesta koktail atau cocktail party effect. Namun, seiring bertambahnya usia, kemampuan pendengaran seseorang dalam lingkungan bising akan semakin menurun. Hal ini juga dapat terjadi pada orang yang mengalami gangguan pendengaran atau penyakit telinga yang memengaruhi pendengaran. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan telinga dan memperhatikan kondisi pendengaran kita seiring bertambahnya usia.
Fungsi Pengaturan atau Pengendalian Emosi
Proses pendengaran memungkinkan interaksi antara rangsangan suara dengan bagian otak lainnya dalam pengaturan emosi. Rangsangan suara dapat membangkitkan respons yang sesuai melalui interaksi dengan bagian otak lainnya. Sebagai contoh, ketika mendengar alarm kebakaran, tubuh secara otomatis bereaksi dengan keinginan untuk melarikan diri, jantung berdebar, dan kesiapan untuk bergerak. Begitu juga, seorang ibu akan merasa lebih waspada ketika mendengar bayinya menangis daripada orang lain.
Suara tertentu dapat membangkitkan emosi seperti amarah, kesenangan, atau emosi lainnya. Kesimpulannya, sensasi yang berasal dari proses pendengaran bercampur dengan mekanisme tubuh dan membentuk sebuah kesatuan yang kompleks.
Penelitian tentang Pengaruh Suara Lantunan Al-Quran (Murottal) pada Kesehatan Manusia
Baca juga : Panduan Pengobatan Islami Download Gratis 106 Ebook pdf Terbaik
Analisis Gelombang Otak Saat Mendengarkan Tilawatil Quran
EEG atau Electroencephalogram merupakan teknologi yang digunakan untuk merekam aktivitas listrik yang terjadi di otak. Teknologi ini bekerja dengan menempatkan elektroda di atas kulit kepala dan merekam fluktuasi listrik yang dihasilkan oleh otak. Terdapat tiga jenis gelombang utama yang dapat diukur melalui EEG, yaitu alfa, beta, dan delta, yang masing-masing memiliki tingkat produksi yang berbeda.
Suara Lantunan Al-Quran (Murottal) Menurunkan Gangguan Perilaku Anak Autis
Berdasarkan literature review yang dilakukan oleh Anam, Akhyarul, Khasanah, and Isworo pada tahun 2019, terapi audio dengan murottal Alquran dapat menurunkan gangguan perilaku anak autis baik dalam emosi, komunikasi, dan interaksi sosial dibandingkan dengan terapi musik.
Terapi murottal Alquran memberikan efek positif bagi anak autis untuk mengurangi gangguan perilaku, dan terapi ini tidak menimbulkan efek samping dan aman. Oleh karena itu, kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa terapi audio dengan murottal Alquran dapat menurunkan perilaku anak autis. (Anam, Akhyarul & Khasanah, Uswatun & Isworo, Atyanti, Journal of Bionursing)
Suara Lantunan Al-Quran (Murottal) Untuk Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi murottal dapat menjadi pilihan alternatif untuk menjaga tekanan darah pada pasien hipertensi. Oleh karena itu, pasien hipertensi dapat melakukan terapi murottal secara mandiri sebagai bagian dari gaya hidup sehat mereka. (Ardiastuti, Arisa & Rejeki, jurnal.umpp.ac.id)
Suara Lantunan Al-Quran (Murottal) sebagai Intervensi Keperawatan Pasien Gagal Ginjal Kronik Pasca Hemodialisa
Pada Terapi Surah Ar-Rahman terjadi penurunan tekanan darah yang ditandai dengan kondisi klien menjadi rileks dan tenang tanpa ada keluhan dengan hasil pengukuran tekanan darah akhir 130/80 mmHg. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terapi murottal Al-Qur'an Surah Ar-Rahman dapat menjadi intervensi keperawatan yang efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien gagal ginjal kronik pasca hemodialisa. (Lisnawati, journal.urbangreen.co.id)
Suara Lantunan Al-Quran (Murottal) Menurunkan tingkat Kecemasan Pasien Pre-operasi Katarak
Hasil evaluasi menunjukkan adanya penurunan skor ansietas setelah dilakukan terapi murottal Al-Qur'an Surah Ar-Rahman pada kedua subjek penelitian. Lantunan Al-Quran Surah Ar-Rahman dapat menstimulasi produksi hormon endorfin alami dan menstimulasi saraf parasimpatik, sehingga pasien merasa lebih rileks dan nyaman serta terjadi penurunan tekanan darah dan denyut nadi. Oleh karena itu, terapi murottal Al-Qur'an Surah Ar-Rahman dapat menjadi salah satu alternatif penanganan kecemasan pada pasien pre-operasi katarak. Pasien dapat diajarkan dan dimotivasi untuk menerapkan teknik ini secara mandiri untuk menurunkan kecemasan mereka. (Gunawan, Herawati & Mariyam, jurnal.unimus.ac.id)
Suara Lantunan Al-Quran (Murottal) Mengurangi Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan
Suara Lantunan Al-Quran (Murottal) Berpengaruh Signifikan Terhadap Kualitas Tidur Pasien Stroke Non Hemoragik.
Kualitas tidur diukur dengan menggunakan Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi Murottal Al-Quran memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas tidur pasien stroke non hemoragik, terlihat dari adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah terapi (p-value 0,018). Namun, hasil tidak signifikan pada kelompok kontrol (p-value 1,000). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terapi Murottal Al-Quran memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas tidur pasien stroke non hemoragik. (Ashaeryanto, dkk, jurnal.ar-raniry.ac.id)
Ayat dan Surat Syifa dalam Alquran Untuk kesehatan manusia
Terapi kesehatan yang menggunakan Al-Qur'an sebagai media juga dikenal sebagai thibbun nabawi atau pengobatan syar'i. Berbeda dengan pengobatan medis di rumah sakit yang menggunakan bahan kimia dalam bentuk obat padat atau cair, thibbun nabawi menekankan pada penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an yang dibacakan berdasarkan kandungan ayat-ayat yang berkaitan dengan penyakit yang diderita. Oleh karena itu, hubungan antara penyakit dan ayat yang dibacakan haruslah terjalin.
Ayat dan Surat Syifa Al-Quran untuk Segala Jenis Penyakit
- Surat Al Faatihah Ayat 1-7
- Surat At-Taubah ayat 14
- Surat Yunus ayat 57
- Surat An-Nahl ayat 69
- Surat Al-Isra ayat 82
- Surat As-Syu’ara ayat 80
- Surat Al Anbiyaa ayat 83
- Surat Fushilat ayat 44.
Ayat dan Surat Syifa Al-Quran untuk Ketenangan Hati dan Pikiran.
- Surat Al Faatihah
- Surat Al-Ikhlas
- Surat Al-Falaq
- Surat An-Nas
- Surat Yasin
- Surat Al-Furqon
- Surat Yusuf
- Surah Ar-Rahman
- Surat Al Insyirah ayat 6
- Surat Ar-Raad ayat 24
- Surat Ar-Raad ayat 28
- Surat Al-Baqarah ayat 216
- Surat Al-Baqarah ayat 186
- Surat Al-Baqarah ayat 250
- Surat Ali Imran ayat 200
- Surat Taha ayat 25 – 28
- Surat Al-Fath ayat 4
Ayat dan Surat Syifa Al-Quran dalam Mendidik Anak Sholeh dan Cerdas
- Melembutkan hati anak : Surat Al-Fajr; Surat Al-Imron ayat 83;
- Mengatasi anak rewel : Surat At Takwir ayat 20; Surat Al Buruuj ayat 20-22
- Meningkatkan kecerdasan otak anak. Ayat ayat berikut dibacakan kepada anak sesering mungkin
- Surat Al Fatihah (1 kali)
- Surah Al-Baqarah ayat 1-5 (5 kali)
- Surat Al-Baqarah ayat 255 atau ayat Kursi (1 kali)
- Surah Al-Baqarah ayat 284-286 (1 kali)
- Surat Al-Furqon ayat 74 (1 kali)
- Surat Ibrahim ayat 40 (1 kali)
- Surat Al-Ikhlas (3 kali)
- Surat Al-Falaq (1 kali)
- Surat An-Nas (1 kali)
Ayat dan Surat Syifa Al-Quran untuk Membentengi Diri dari Gangguan Penyakit Sihir atau Jin
- Surat Al Faatihah Ayat 1-7
- Surat Al-Baqarah ayat 137
- Surat Al-Baqarah ayat 255 atau ayat kursi
- Surat Al-Ikhlas
- Surah Al Muawwidzat (Al Falaq dan An Nas)
- Surat Yasin
- Surat Al-Imron ayat 83
- Surat Yunus ayat 18-82
- Surat Al-A’raf ayat 117-125
- Surat Thaha ayat 69
- Surat Al-An’am ayat 13
- Surat Al-Zalzalah 1-8
- Surat Al-Isrā’ ayat 17: 82
- Surat Al-Haaqaah ayat 30-33
Demikian artikel Pengaruh Suara Lantunan Al-Quran (Murottal) bagi Kesehatan Manusia yang memberikan penjelasan lengkap mengenai pengaruh suara lantunan Al-Quran (Murottal) bagi kesehatan manusia, penelitian terkait dan ayat Al-Quran untuk terapi kesehatan. Semoga bermanfaat
Referensi
- MedlinePlus. (2021). Hearing. https://medlineplus.gov/ency/article/002310.html
- National Institute on Deafness and Other Communication Disorders. (2021). How Do We Hear? https://www.nidcd.nih.gov/health/how-do-we-hear
- Frontiers in Human Neuroscience. (2013). Attentional Modulation of Auditory Steady-State Responses. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3828572/
- Frontiers in Neuroscience. (2014). Emotional Processing in the Human Auditory Cortex.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3978903/
- Ahmed, Sabaa & Ahmed Yahya Al-Galal, Sabaa & Alshaikhli, Imad & Alshaikhli, Taha. (2018). Analyzing Brainwaves While Listening To Quranic Recitation Compared With Listening To Music Based on EEG Signals. https://www.researchgate.net/publication/326060446
- Sr, Nurqalbi & Kamaruddin, Mudyawati. (2019). Jurnal Medika ALakherat Pengaruh Terapi Murottal. 1. 65-69.
- Anam, Akhyarul & Khasanah, Uswatun & Isworo, Atyanti. (2019). Terapi Audio dengan Murottal Alquran Terhadap Perilaku Anak Autis: Literature Review. Journal of Bionursing. 1. 163-170. 10.20884/1.bion.2019.1.2.21
- Gunawan, Herawati & Mariyam, Mariyam. (2022). Murottal Qur’an Surah Ar- Rahman Menurunkan Tingkat Kecemasan Pasien Pre-Operasi Katarak. Ners Muda. 3. 10.26714/nm.v3i2.8974. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/nersmuda/article/view/8974
- Ardiastuti, Arisa & Rejeki, Herni. (2021). Penerapan Terapi Murottal Surat Al-Kahfi Untuk Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan. 1. 715-720. 10.48144/prosiding.v1i.740. https://jurnal.umpp.ac.id/index.php/prosiding/article/view/740
- Lisnawati, Ica. (2021). Application Of Murottal Therapy Of The Qur'an Surah Ar-Rahman As A Nursing Intervention In Tn.A With Decreasing Heart Output. Health Media. 3. 39-45. 10.55756/hm.v3i1.79. https://journal.urbangreen.co.id/index.php/healthmedia/article/view/79
- Ashaeryanto dkk, https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Psikoislam/article/view/12943
- Imelda Suzanna Datau, 2022, Penggunaan Ayat-Ayat AlQur’an Sebagai Therapy Terhadap Berbagai Penyakit, Skripsi, Institut PTIQ Jakarta. https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/895/1/