Pseudoscience Dalam Survei Calon Presiden - Fatshaf Moonlight

Pseudoscience Dalam Survei Calon Presiden

Pseudoscience adalah praktik ilmiah yang tidak berdasar pada metode ilmiah yang benar dan dapat menghasilkan kesimpulan yang salah atau bias.
        Pseudoscience Dalam Survei Calon Presiden. Survei calon presiden dapat mempengaruhi opini publik dan preferensi pemilihan calon presiden sehingga survei yang didasarkan pada metode ilmiah yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi. Survei berintegritas dan objektivitas dapat memberikan informasi yang akurat dan diandalkan (layak jadi referensi), sehingga dapat membantu pemilih membuat keputusan tepat. Sebaliknya survei abal-abal yang menggunakan tehnik manipulasi untuk mendapatkan hasil sesuai keinginan atau permintaan kelompok tertentu dapat merusak tatanan demokrasi serta membuat para pemilih kecewa dengan hasil pemilihan.

        Artikel ini akan menyoal tentang survei calon presiden dan praktek pseudoscience: Bagaimana Survei Calon Presiden Mempengaruhi Opini Publik, Pentingnya Survei Calon Presiden, Apa itu Pseudoscience, Dampak Buruk Pseudoscience dalam Survei Calon Presiden, Indikator Penggunaan Pseudoscience dalam Survei Calon Presiden, Cara Memastikan Lembaga Survei Calon Presiden Menggunakan Metode Ilmiah yang Tepat dan Benar. Semoga bermanfaat !

Bagaimana Survei Calon Presiden Mempengaruhi Opini Publik?

        Survei calon presiden dapat mempengaruhi opini publik dan preferensi pemilihan calon presiden melalui beberapa point yaitu : 

Popularitas Kandidat Yang Lebih Baik

        Survei calon presiden memberikan informasi tentang popularitas calon presiden tertentu dan mempengaruhi persepsi publik tentang siapa yang dianggap sebagai kandidat yang lebih baik. Jika survei menunjukkan bahwa satu calon presiden memiliki dukungan yang lebih besar dari yang sebenarnya, itu dapat memberikan kesan bahwa calon presiden tersebut lebih populer dan lebih mungkin untuk menang. Ini dapat mempengaruhi persepsi publik dan memengaruhi preferensi pemilih.

Persepsi Elektabilitas Calon Presiden

        Survei calon presiden mempengaruhi preferensi pemilih dengan mempengaruhi persepsi tentang elektabilitas calon presiden. Jika survei menunjukkan bahwa satu calon presiden memiliki elektabilitas yang lebih tinggi dari yang sebenarnya, ini dapat mempengaruhi pemilih untuk memilih calon presiden tersebut karena mereka percaya bahwa calon presiden tersebut lebih mungkin untuk menang. Ini dapat memengaruhi hasil pemilihan dan membuat pemilih merasa tidak puas dengan hasilnya.

Efek Bandwagon

        Survei juga dapat mempengaruhi opini publik melalui efek bandwagon. Efek bandwagon adalah fenomena di mana orang cenderung mengikuti apa yang dianggap sebagai norma atau tren populer. Jika survei menunjukkan bahwa satu calon presiden memiliki dukungan yang lebih besar dari yang sebenarnya, ini dapat membuat orang lain lebih cenderung untuk mendukung calon presiden tersebut karena mereka percaya bahwa itu adalah apa yang dianggap sebagai norma atau tren.

        Jika survei didasarkan pada praktik ilmiah yang tidak benar seperti pseudoscience, hasilnya dapat menyesatkan dan dapat merugikan para calon presiden, pemilih, dan kualitas demokrasi secara keseluruhan. Pseudoscience adalah praktik ilmiah yang tidak berdasar pada metode ilmiah yang benar dan dapat menghasilkan kesimpulan yang salah atau bias, (seolah-olah ilmiah namun prakteknya tidak berdasar pada metode ilmiah)

Pentingnya Survei Calon Presiden

        Melakukan survei calon presiden memiliki beberapa tujuan penting yang harus diperhatikan, di antaranya adalah:

Memberikan gambaran tentang preferensi pemilih

        Survei calon presiden harus memberikan gambaran tentang preferensi pemilih pada waktu tertentu, sehingga calon presiden dapat mengetahui sejauh mana dukungan mereka di kalangan pemilih, dan dapat menyesuaikan strategi kampanye mereka jika diperlukan.

Membantu calon presiden untuk menentukan platform kampanye

        Survei calon presiden juga ditujukan untuk membantu calon presiden dalam menentukan platform kampanye mereka, dengan mengetahui isu-isu yang penting bagi pemilih dan menyesuaikan kebijakan mereka sesuai dengan kebutuhan pemilih. Kampanye yang efektif, sangat membantu calon presiden  dalam menggalang suara pada pemilihan umum.

Meningkatkan partisipasi pemilih

        Survei calon presiden dapat meningkatkan partisipasi pemilih dalam proses pemilihan umum, dengan memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya tentang calon presiden dan isu-isu yang penting dalam pemilihan. Melalui survei calon presiden, pemilih dapat memilah kredibitas dan kualifikasi calon sesuai dengan harapan mereka terhadap pemimpin yang layak untuk mereka pilih. Antusiasme mengikuti pemilihan umumpun dapat tercapai jika calon calon Presiden mereka memiliki tingkat elektabilitas sesuai dengan yang pemilih harapkan.

Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas

        Survei calon presiden dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pemilihan umum, dengan memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya tentang preferensi pemilih dan dukungan bagi calon presiden. Para pemilih tentu akan membandingkan survai calon Presiden dengan obrolan keseharian mereka dalam berbagai komunitas di masyarakat. Survei calon presiden memberikan gambaran awal sehingga ketika hasil pemilihan umum dipublish mereka tentu tidak akan mempertanyakan hasilnya jika sebelumnya survei calon presiden dilakukan dengan benar. Akuntabilitas publik dari proses pemilihan dapat terkonfirmasi sebab ada survei calon presiden.

Meningkatkan kualitas demokrasi

        Dengan informasi akurat terpercaya survei calon presiden dapat meningkatkan kualitas demokrasi melalui preferensi pemilih dan dukungan bagi calon presiden, sehingga pemilih dapat membuat keputusan yang tepat dan berdasarkan fakta dalam memilih calon presiden.

        Dengan demikian, survei calon presiden sangat penting dalam proses pemilihan umum, dan berdampak pada peningkatan partisipasi pemilih dan kualitas demokrasi. 

survei calon presiden

Apa itu Pseudoscience ?

        Pseudoscience adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu bidang atau disiplin ilmu yang pura-pura sebagai ilmu pengetahuan, tetapi tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat atau tidak dapat diuji secara empiris. Pseudoscience sering kali menggunakan argumen yang tidak logis atau tidak konsisten, atau menggunakan data yang tidak akurat atau tidak dapat dipercaya untuk mendukung klaim-klaim mereka.

        Contoh dari pseudoscience termasuk teori konspirasi, ramalan, penglihatan masa depan, dan paranormal. Meskipun beberapa praktik atau konsep dalam pseudoscience mungkin memiliki dasar yang terlihat ilmiah, namun mereka sering kali tidak dapat diuji secara empiris atau tidak memiliki bukti yang cukup untuk mendukung klaim-klaim mereka.

        Penting untuk membedakan antara ilmu pengetahuan yang sebenarnya dengan pseudoscience, karena ilmu pengetahuan didasarkan pada metode ilmiah yang ketat dan dapat diuji secara empiris, sementara pseudoscience sering kali tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Oleh karena itu, pemeriksaan sumber informasi dan memastikan bahwa klaim-klaim yang dibuat didukung oleh bukti yang kuat dan dapat diuji secara empiris menjadi suatu keharusan.

Dampak Buruk Pseudoscience Dalam Survei Calon Presiden

        Pseudoscience adalah praktik ilmiah yang tidak berdasar pada metode ilmiah yang benar dan dapat menghasilkan kesimpulan yang salah atau bias. Jika digunakan dalam survei calon presiden, pseudoscience dapat membawa dampak buruk yang signifikan.

Kesimpulan yang Menyesatkan

        Tak dapat dipungkiri survei calon presiden dapat mempengaruhi opini publik dan memengaruhi hasil pemilihan, terutama jika hasil survei tersebut digunakan untuk memprediksi hasil pemilihan. Survei dengan praktek pseudoscience dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat atau bahkan menyesatkan. Sebab pelaksananaan surveinya tidak menggunakan metode ilmiah yang tepat dan benar

Merugikan Calon Presiden

      Pseudoscience dalam survei calon presiden dapat merugikan para calon presiden. Jika hasil survei menunjukkan bahwa satu calon presiden memiliki dukungan yang lebih besar dari yang sebenarnya, itu dapat menyebabkan calon presiden tersebut merasa terlalu percaya diri dan tidak memperhatikan dukungan dari kelompok pemilih yang mungkin tidak terwakili dalam survei tersebut.

Merugikan Pemilih

        Pseudoscience dalam survei calon presiden juga dapat merugikan pemilih. Jika hasil survei tidak akurat, pemilih dapat membuat keputusan yang salah berdasarkan informasi yang salah. Ini dapat mempengaruhi hasil pemilihan dan membuat pemilih merasa tidak puas dengan hasilnya.

Merusak Kualitas Demokrasi

        Dalam sistem demokrasi, penting untuk memiliki informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan untuk membuat keputusan yang tepat. Jika hasil survei didasarkan pada praktik ilmiah yang tidak benar,  kesimpulan yang menyesatkan dari praktek pseudoscience survei calon presiden ini akan memberikan  informasi sesat pula, tidak dapat diandalkan dan dapat merugikan para calon presiden, pemilih, serta kualitas demokrasi secara keseluruhan. 

        Oleh karena itu, sangat penting bahwa survei calon presiden didasarkan pada metode ilmiah yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini akan memastikan bahwa hasil survei akurat dan dapat diandalkan, dan tidak merugikan calon presiden atau pemilih.

Indikator Penggunaan Pseudoscience dalam Survei Calon Presiden

        Pseudoscience dalam survei calon presiden adalah cara yang tidak benar atau tidak akurat dalam memberikan informasi kepada publik. Misalnya, survei yang didasarkan pada ramalan atau prediksi tanpa dasar ilmiah yang kuat, seperti ramalan berdasarkan preferensi pribadi, pesanan politik dari kelompok tertentu, dapat dianggap sebagai pseudoscience.

Beberapa indikator yang dapat menunjukkan adanya penggunaan pseudoscience dalam survei calon presiden antara lain adalah:

Rentang Waktu Survei

        Survei hanya dapat memberikan gambaran umum tentang preferensi pemilih pada waktu tertentu, dan bahwa hasil survei dapat berubah seiring berjalannya waktu dan kampanye pemilu. Rentang waktu survei dapat berpotensi pseudoscience dalam survei calon presiden, terutama jika survei dilakukan terlalu sering atau terlalu jarang. Rentang waktu yang tepat akan tergantung pada berbagai faktor, seperti situasi politik, preferensi pemilih, dan jadwal kampanye pemilu. 

        Jika survei dilakukan terlalu sering, misalnya seminggu 3 kali, maka hal ini dapat menyebabkan desain metode survai yang kurang baik. Desain survai yang kurang baik dapat membuat survei menjadi fatigue atau responden kehilangan minat untuk berpartisipasi. Potensi pseudoscience sangat besar pada desain survei yang tidak misalahnya dalam hal penggunaan pertanyaan yang tidak relevan atau tidak dapat diukur secara empiris, sebab waktu mendesain pertanyaan terbatas. Selain itu, penggunaan sampel yang tidak representatif atau analisis yang tidak ilmiah juga dapat terjadi jika survei dilakukan terlalu sering.

        Di sisi lain, jika survei dilakukan terlalu jarang, misalnya sekali dalam setahun, maka hal ini dapat menyebabkan data yang didapatkan tidak akurat atau tidak dapat dipercaya, karena situasi politik dan preferensi pemilih dapat berubah seiring berjalannya waktu dan kampanye pemilu. Penting untuk tidak mengandalkan survei tunggal dan selalu mempertimbangkan berbagai faktor lainnya dalam memilih calon presiden. Survei tunggal dalam survei calon presiden adalah jenis survei yang dilakukan hanya satu kali pada waktu tertentu untuk mengukur preferensi pemilih terhadap calon presiden pada saat itu. 

        Menentukan rentang waktu yang tepat untuk survei calon presiden dapat meminimalisir pseudoscience, dan akan menghasilkan data yang akurat dan dapat diandalkan.

Menggunakan Tehnik Manipulasi Metode Survei Pesanan Politik

        Teknik manipulasi survei sesuai pesanan politik mungkin digunakan dalam survei calon presiden yang berpotensi pseudoscience adalah sebagai berikut :

1. Cherry-picking data (Manipulasi Data)

        Teknik ini dilakukan dengan memilih data yang mendukung hipotesis yang ingin dibuktikan dan mengabaikan atau menghilangkan data yang tidak mendukung hasil yang diinginkan atau yang tidak mendukung hipotesis survei.  Data yang tidak sesuai dengan harapan dibuang atau  mengabaikan jawaban yang tidak sesuai dengan narasi yang diinginkan.Ini adalah teknik yang salah karena dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat dan menyesatkan. 

2. Menggunakan ukuran sampel yang tidak representatif

        Memilih sampel yang tidak representatif dengan memilih responden yang memiliki kecenderungan politik tertentu atau dengan memilih responden yang tidak mewakili populasi yang lebih besar secara akurat. Hal ini dapat menyebabkan hasil survei yang tidak akurat dan bias. Jumlah sampel yang tidak memadai juga berpotensi pseudoscience dalam survei, sebab ukuran sampel yang tidak memadai dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat. Ukuran sampel yang memadai sangat penting dalam survei karena dapat mempengaruhi validitas dan reliabilitas data. Memperhatikan metode sampling yang tepat dapat menghindari psedoscience dalam survei calon presiden sebab metode sampling yang tidak tepat dapat menghasilkan sampel yang tidak mewakili populasi yang ingin diteliti. 

3. Sengaja Membuat pertanyaan ambigu atau membingungkan

        Kesengajaan membuat pertanyaan survei untuk membingungkan responden juga salah satu indikator pseudoscience dalam survei calon presiden. Misalnya pertanyaan tentang kelebihan atau kekurangan salah satu calon tetapi ditujukan untuk perbandingan dan mengeveluasi semua calon dalam survei. Pertanyaan semacam itu dapat menghasilkan jawaban yang tidak akurat atau tidak jelas, dan dapat digunakan untuk memanipulasi hasil survei.

4. Mempengaruhi responden untuk memberikan jawaban tertentu

        Salah satu cara mempengaruhi responden untuk memberikan jawaban tertentu yang berpotensi pseudoscience dalam survei calon presiden adalah dengan cara memberikan informasi atau narasi yang salah, Hoax atau menyesatkan tentang calon presiden tertentu. Cara lainnya adalah memberikan insentif kepada responden untuk memberikan jawaban tertentu.

5. Mengabaikan faktor-faktor penting

        Mengabaikan faktor-faktor penting yang berpotensi pseudoscience dalam survei calon presiden dilakukan dengan cara mengabaikan bias peneliti, karakteritik dan kredibilitas responden serta waktu dan tempat survei. Berikut ini penjelasan masing-masing faktor penting tersebut :

Bias peneliti

        Bias peneliti adalah kesalahan atau ketidaktepatan dalam merancang, mengumpulkan, atau menganalisis data yang disebabkan oleh pandangan atau keyakinan pribadi peneliti. Bias peneliti dapat terjadi ketika peneliti memperkenalkan preferensi pribadi atau kecenderungan dalam penelitian mereka, sehingga mempengaruhi hasil penelitian dan kesimpulan yang diambil.

            Bias peneliti dapat terjadi pada berbagai tahap penelitian, termasuk dalam merancang pertanyaan survei, memilih metode sampling, mengumpulkan data, dan menganalisis data. Contohnya, jika seorang peneliti memiliki keyakinan atau pandangan tertentu tentang suatu topik, maka mereka mungkin cenderung merancang pertanyaan survei yang mendukung keyakinan atau pandangan mereka, mengabaikan pertanyaan yang tidak mendukungnya. Hal ini dapat menghasilkan data yang bias dan tidak mewakili pandangan atau keyakinan yang berbeda.

    Karakteristik dan Kredibilitas Responden

            Karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan pengalaman sebelumnya dapat mempengaruhi respon mereka terhadap survei. Karakteristik responden dalam rancangan survei berpengaruh terhadap analisis data dan kesimpulan. 

            Kredibilitas responden: Kredibilitas responden dapat mempengaruhi validitas data yang dikumpulkan. Memastikan kredibilitas responden dengan memverifikasi informasi yang diberikan oleh responden.

    Waktu dan tempat pelaksanaan survei

            Waktu dan tempat pelaksanaan survei dapat mempengaruhi partisipasi responden dan kualitas data yang dikumpulkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih waktu dan tempat yang tepat untuk melakukan survei.

    6. Menarik kesimpulan yang tidak dapat dibenarkan

            Kesimpulan tidak dapat dibenarkan jika tidak didukung oleh data yang dikumpulkan. Data Menyatakan A kesimpulan BB. Penarikan kesimpulan berdasarkan data invalid ini tidak dapat dibenarkan sebab mencerminkan bias atau kesalahan dalam survei.

    7. Tehnik Analisis Data Yang Tidak Ilmiah

            Terakhir, manipulasi survei calon presiden juga mungkin dilakukan pada analisis data yang tidak ilmiah atau tidak dapat diuji secara empiris untuk menginterpretasikan hasil survei. Terkait dengan teknik analisis data survei, terdapat beberapa teknik yang umum digunakan dalam analisis data survei yang benar dan ilmiah. Berikut adalah beberapa teknik analisis data survei yang umum digunakan:

    1. Frekuensi: Teknik ini digunakan untuk menghitung jumlah kemunculan setiap jawaban pada satu atau beberapa pertanyaan. Teknik ini dapat membantu dalam memahami distribusi data dan mengidentifikasi pola-pola dalam data.
    2. Persentase: Teknik ini digunakan untuk menghitung persentase setiap jawaban pada satu atau beberapa pertanyaan. Teknik ini dapat membantu dalam memahami proporsi dari setiap kategori dan membandingkan hasil survei antara beberapa kelompok.
    3. Korelasi: Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel. Teknik ini dapat membantu dalam memahami seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel tersebut dan apakah ada hubungan kausalitas antara variabel-variabel tersebut.
    4. Regresi: Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Teknik ini dapat membantu dalam memahami seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan apakah ada hubungan kausalitas antara variabel-variabel tersebut.
    5. Analisis faktor: Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari jawaban pada beberapa pertanyaan. Teknik ini dapat membantu dalam memperjelas pola-pola dalam data dan mengidentifikasi variabel utama yang mempengaruhi jawaban pada beberapa pertanyaan.

            Karena survei calon presiden merupakan hal yang sangat penting dalam proses pemilihan umum, maka sangat penting untuk menggunakan metode survei yang benar dan akurat, dan menghindari praktek pseudoscience dalam survei calon presiden.

    Memastikan lembaga survei calon presiden menggunakan metode ilmiah yang tepat

            Ada beberapa cara untuk memastikan atau mengenali sebuah survei calon presiden menggunakan metode ilmiah yang tepat dan benar. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:

    Kredibilitas Lembaga dan Peneliti survei. 

            Pastikan bahwa lembaga survei yang melakukan survei calon presiden memiliki reputasi yang baik dan diakui sebagai lembaga survei yang terpercaya. Periksa apakah lembaga survei tersebut memiliki sertifikasi dan akreditasi dari badan pengawas yang terkait. serta bagaimana track record (rekam jejak) dari lembaga dan pengelolanya, seperti siapa peneliti atau surveyornya, apakah memiliki kualifikasi akademik yang memadai dan apakah metodologi survei yang pernah dilakukan benar.

    Transparansi Sampel Survei. 

            Ketika publikasi hasil survei, pertanyakan sample survei dan pastikan bahwa sampel yang diambil mewakili populasi yang lebih besar secara akurat. Sampel yang diambil harus dipilih secara acak dan harus mencakup populasi yang beragam. Ini akan memastikan bahwa hasil survei akurat dan dapat diandalkan (layak jadi referensi)

    Transparansi Pertanyaan Survei (kuesioner).

            Mintalah daftar pertanyaan atau kuesioner pada saat publikasi hasil survei dilakukan oleh lembaga survei tersebut. Pastikan bahwa pertanyaan yang diajukan dalam survei calon presiden jelas dan tidak ambigu. Pertanyaan harus dipilih dengan hati-hati dan harus dirancang untuk menghasilkan jawaban yang akurat dan dapat diandalkan.

    Transparansi Metode Pengumpulan Data. 

            Ketika lembaga survei mempublikasikan hasil surveiya baik pada konferensi pers atau live stream, jangan lupa mempertanyakan metode pengumpulan datanya. Pastikan bahwa metode pengumpulan data yang digunakan dalam survei calon presiden dilakukan dengan benar. cek Validasi dan akurasi datanya. 

    Transparansi analisis data.

            Cermati tehnik analisis data saat publikasi hasil survei dipublish ke publik. Tanyakan tehnik atau rumus ilmiah yang dipergunakan, berapa % margin errornya. Pastikan bahwa analisis data dilakukan dengan benar dan sesuai dengan metode ilmiah yang benar. Hasil survei harus diinterpretasikan dengan hati-hati dan harus disajikan dengan cara yang jelas dan mudah dipahami.

            Kesimpulannya : Untuk memastikan bahwa survei calon presiden dilakukan dengan benar dan akurat, penting untuk menggunakan metode ilmiah yang ketat dan didasarkan pada data empiris. Survei yang dilakukan oleh lembaga survei yang terpercaya dan independen, dengan metode yang diakui secara ilmiah dan pertanyaan yang relevan, dapat dianggap sebagai metode yang akurat dan dapat diandalkan.

            Fatshaf Moonlight berharap penjelasan mengenai Pseudoscience Dalam Survei Calon Presiden dapat memberikan pencerahan agar tatanan demokrasi dapat terjaga kualitasnya dalam mensukseskan pemilu Presiden 2024.

    A mom of "Triple-A", enthusiastic for sharing knowledge, feeling, and a passion to create in the Dark Side Office

    You may like these posts

    • Contoh Proposal Perpisahan SekolahSetelah lama nggak ngentry .... hadir lagi tuk dunia pendidikan Indonesia.Persiapan Ujian Nasional sebentar lagi kelar, dan perpisahan buat kelas …
    •   O  Objek Formal : Metode atau pendekatan pengkajia, yang terdiri dari beberpa aspek, yaitu keruangan, lingkungan, kewilayahan, dan waktu.Objek Material : Berkaitan …
    • Ciri Bilangan Habis Dibagi Matematika Kreatif dapat menjelaskan ciri-ciri Bilangan yang habis dibagi . Beberapa ciri bilangan yang habis dibagi yang mungkin Anda perlu untuk menyel…
    • A  Abrasi : Pengikisan tanah atau batuan oleh tenaga angin atau air laut. Absorbsi : Penyerapan sebagian panas matahari sebelum mencapai bumi oleh lapisan atmosfer. Adve…
    • Sirsak : Srikaya Belanda Sebagai Obat Berbagai Macam PenyakitSirsak memiliki nama latin Annona muricata L dan berasal dari keluarga Annonaceae. Tanaman sirsak berasal dari Karibia…
    • G  Gada-gada : Kantong angin. Galaksi : Kumpulan sejumlah bintang besar, bintang dalam kesatuan akibat gravitasi mutual. Galaksi Bimasakti: Sistem kumpulan bintang yang s…

    Post a Comment

    Silahkan tambahkan komentar sesuai dengan topik, komentar yang disertai link akan dihapus.Terimakasih
    Post a Comment