Barangkali Hujan Mencari dalam Keheningan - Fatshaf Moonlight

Barangkali Hujan Mencari dalam Keheningan

keheningan ini menghadapkanku pada keriuhan yang dengan susah payah mencoba menyampaikan kepadaku mengenai entah apa

 Barangkali Hujan Mencari dalam Keheningan

by : jevindara Delcandravidech


keheningan ini menghadapkanku pada keriuhan
yang dengan susah payah mencoba menyampaikan
kepadaku
mengenai entah apa atau bahkan barangkali
tentang siapa
yang tapi karena ia mengucapkannya dengan
terbata-bata
dan gemetaran menjadikanku tidak bisa
mendengar
apa apa selain kebisingan yang kemudian
menyeretku
masuk ke dalam kesunyian tak terkata
sia sia

aku sudah berulang coba tidak saja
mengisyaratkannya

terhadapmu melainkan bukankah bahkan
menjelaskannya
sembari menyorotkan lampu senter itu ke tiap
huruf
dan tanda baca dengan sabar serta bahkan
kerapkali sambil
menahan napas tapi engkau tak mengerti juga
dan ketika akhirnya kaupun tahu ternyata tetap
saja menyangkalnya
serta selalu pura pura tak paham
sia sia

itulah sebab mengapa 
Sekarang aku memilih di sini
dan membiarkan engkau Tetap di sana
seolah tidak pernah ada apapun atau siapapun dan
juga tandatanda
yang pernah sebelum ini menghubungkan kita
dengan cinta
atau setidaknya dengan rasa rindu itu sampai
bahkan bungabunga
mustahil untuk masih bisa ingat warniwarnanya
sia sia

lihat
:betapa Sempurna
siasia

…..

jalanan Sunyi
dan jalanan Sunyi
sungguh benar sunyi
seolah tak pernah kenal bunyi
tinggal hujan
…..

pias
menderas
bergegas
mencari Payung
…..

orang-orang kembali mulai bercakap tentang
hujan
setelah senja pun genap malam
orang-orang kembali mulai bercakap tentang
hujan
seolah berbincang mengenai doa yang dikabulkan
seperti bicara soal impian yang menjadi
kenyataan
dan tak kusaksikan di antara mereka yang
berwajah muram
hujan

sesungguhnya apakah yang kita rindui dari hujan?
apakah yang kita harap bisa kekal dari hujan?

bukankah pengetahuan kita perihal hujan
sering bermula dari hampir hanya
dongeng dongeng masa silam
yang dulu biasa kita dengar setelah senja pun
genap malam?
kekasihku,
tibatiba aku pengin dan butuh tahu darimu
:betulkah kau aku atau pun aku kau bisa punya
hujan warna merah dadu
yang lebih terang dari jaket abuabu yang kini
sedang kau kenakan itu?
mengertikah kau betapa hujan sungguh selalu
merindukanmu?
sunyi
jarak
bunyi
jejak
menderas
bersama angin
tanpa hujan.
hujan itu menjauh
begitulah.
bergegas.
hujan itu menjauh.
jadi seperti bayangbayang dedaun dalam ingatan
yang merimbun oleh rindu.
terhadap kota.
terhadap jalan setapak di luar kota.
menuju entah ke mana.
juga terhadap laut yang sering, dulu,
kita percakapkan
di beranda. di rumah.
di pinggir hutan yang menjauh
dari pergelangan tangan.
ketika hujan itu menjauh,
malampun tiba.
pucat.

‘’apakah
ia terkena selesma seperti kita
dalam hampir separuh musim pancaroba ini?’’
tanyamu.
‘’entahlah,’’ kataku.
‘’tak ada yang kutahu.
juga mengapa hujan
menjauh.
juga mengapa aku risau.
bahkan terhadap bayangbayang
yang memanjang ke tenggara itu,
engkau tahu,
aku juga mulai tak percaya.’’
kami bercakap dalam diam.
ia menulis entah apa.
aku memandangnya.
tidak ingin tahu.
tidak memikirkan apaapa.
tapi hatiku terus mengulang tanya,
ìmengapa hujan menjauh?î
sampai tiba-tiba lampu padam begitu saja
demi biar vas bunga di dekat jendela
tampak seolah menyala

A mom of "Triple-A", enthusiastic for sharing knowledge, feeling, and a passion to create in the Dark Side Office

Post a Comment

Silahkan tambahkan komentar sesuai dengan topik, komentar yang disertai link akan dihapus.Terimakasih
Post a Comment
© Fatshaf Moonlight. All rights reserved. Developed by Jago Desain