5 Inovasi Terkini Teknologi Inklusi Keuangan - Fatshaf Moonlight

5 Inovasi Terkini Teknologi Inklusi Keuangan

lima inovasi terkini dalam bidang teknologi inklusi keuangan yaitu blockchain, mobile money, big data, digital banking dan fintech.

        Inklusi keuangan sangat penting untuk memastikan bahwa semua orang, terlepas dari latar belakang atau keadaan finansial mereka, memiliki akses ke layanan keuangan yang aman dan terjangkau. 

        Menurut pengumuman yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hasil dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 menunjukkan adanya peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia. SNLIK sendiri bertujuan untuk memetakan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia, termasuk literasi keuangan digital.

        Hasil SNLIK tahun 2022 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen dan inklusi keuangan sebesar 85,10 persen. Angka ini menunjukkan peningkatan dari hasil SNLIK tahun 2019, di mana indeks literasi keuangan mencapai 38,03 persen dan inklusi keuangan sebesar 76,19 persen.

        Dalam upaya meningkatkan literasi keuangan, Fatshaf Moonlight menyajikan artikel berjudul "5 Inovasi Terkini Teknologi Inklusi Keuangan" membahas tentang lima inovasi terkini dalam teknologi inklusi keuangan untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki akses ke layanan keuangan yang aman dan terjangkau.

Apa itu Teknologi Inklusi Keuangan ?

        Menurut OJK No. 76/POJK.07/2016 Tahun 2016, pengertian inklusi keuangan adalah ketersediaan akses akan berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan formal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

        Sedangkan, Teknologi inklusi keuangan adalah teknologi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua orang, terlepas dari latar belakang atau keadaan finansial mereka, memiliki akses ke layanan keuangan yang aman dan terjangkau.

teknologi inklusi keuangan

Tujuan dan Manfaat Teknologi Inklusi Keuangan

        Tujuan dari teknologi inklusi keuangan adalah untuk mengurangi kesenjangan keuangan yang ada di seluruh dunia dan membantu orang yang tidak memiliki akses ke layanan keuangan tradisional untuk memperbaiki keadaan finansial mereka.

        Secara Umum Manfaat dari teknologi inklusi keuangan adalah meningkatkan akses ke layanan keuangan yang terjangkau dan aman, meningkatkan inklusi keuangan, membantu mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

        Teknologi inklusi keuangan memiliki banyak manfaat, di antaranya:

Meningkatkan efisiensi ekonomi. 

        Dengan adanya teknologi inklusi keuangan, masyarakat dapat mengakses layanan perbankan dan keuangan secara mudah dan murah. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi ekonomi karena masyarakat dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan meminimalkan biaya transaksi. Selain itu, teknologi inklusi keuangan juga dapat memungkinkan adanya akses ke kredit yang lebih murah dan mudah, sehingga dapat membantu masyarakat untuk memulai atau mengembangkan usaha mereka.

Mendukung stabilitas sistem keuangan. 

        Teknologi inklusi keuangan dapat membantu mengurangi risiko kegagalan sistem keuangan karena dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Dengan adanya teknologi inklusi keuangan, masyarakat dapat memonitor dan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, sehingga dapat membantu mencegah terjadinya krisis keuangan.

Mengurangi shadow banking atau irresponsible finance

        Shadow banking atau irresponsible finance adalah praktik keuangan yang tidak diatur dan berisiko tinggi. Dengan adanya teknologi inklusi keuangan, masyarakat dapat mengakses layanan perbankan dan keuangan yang teratur dan aman, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya praktik keuangan yang tidak diatur. Selain itu, teknologi inklusi keuangan juga dapat membantu pemerintah untuk mengawasi dan mengatur aktivitas keuangan yang berisiko tinggi, sehingga dapat mencegah terjadinya praktik keuangan yang merugikan masyarakat.

        Dengan menggunakan teknologi inklusi keuangan, orang yang sebelumnya tidak memiliki akses ke layanan keuangan tradisional dapat memperoleh akses ke layanan keuangan yang mereka butuhkan untuk meningkatkan keadaan finansial mereka.

Jenis-jenis Inovasi Teknologi Inklusi Keuangan Terkini

1. Blockchain

        Blockchain adalah teknologi yang sangat menarik dalam bidang keuangan. Ini adalah sistem terdesentralisasi yang memungkinkan transaksi keuangan dilakukan secara aman dan transparan, tanpa perlu melalui pihak ketiga. Dalam konteks inklusi keuangan, blockchain memungkinkan orang yang tidak memiliki akses ke layanan keuangan tradisional untuk melakukan transaksi keuangan dengan biaya yang lebih rendah dan tanpa perlu memerlukan identitas yang diperlukan dalam layanan keuangan tradisional.

        Salah satu contoh penggunaan blockchain dalam inklusi keuangan adalah proyek BitPesa di Afrika. BitPesa adalah platform pembayaran cross-border yang memanfaatkan blockchain untuk memungkinkan transaksi keuangan antara Afrika dan dunia lainnya. Platform ini memungkinkan pengguna di Afrika untuk melakukan transaksi keuangan internasional dengan biaya yang lebih rendah dan tanpa perlu memerlukan rekening bank tradisional.

        Beberapa perusahaan fintech di Indonesia, seperti Tokocrypto dan Pundi X, juga menggunakan teknologi blockchain untuk memfasilitasi transaksi keuangan yang aman dan efisien. Teknologi blockchain memungkinkan transaksi dilakukan secara terdesentralisasi dan tidak dapat dimanipulasi, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan keamanan dalam transaksi keuangan.

Kesimpulan : Blockchain adalah sistem terdesentralisasi yang memungkinkan transaksi keuangan dilakukan secara aman dan transparan, tanpa perlu melalui pihak ketiga.

2. Mobile Money

        Mobile money adalah layanan keuangan yang memungkinkan orang untuk melakukan transaksi keuangan melalui ponsel mereka. Layanan ini sangat populer di negara-negara berkembang di mana banyak orang tidak memiliki akses ke layanan keuangan tradisional. Dalam konteks inklusi keuangan, mobile money memungkinkan orang yang tidak memiliki rekening bank untuk melakukan transaksi keuangan dengan mudah dan terjangkau.

        Salah satu contoh penggunaan mobile money dalam inklusi keuangan adalah M-Pesa di Kenya. M-Pesa adalah layanan mobile money yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi keuangan melalui ponsel mereka. Layanan ini sangat populer di Kenya dan telah membantu meningkatkan inklusi keuangan di negara tersebut. 

        Di Indonesia, beberapa jenis mobile money yang umum digunakan, diantaranya:

  • GoPay : Layanan pembayaran digital yang dikembangkan oleh Gojek. GoPay memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran di aplikasi Gojek, seperti GoFood, GoRide, dan GoSend.
  • OVO : Layanan uang elektronik yang dikembangkan oleh Lippo Group. OVO dapat digunakan untuk membayar di berbagai merchant, seperti restoran, bioskop, dan toko online.
  • DANA : Layanan uang elektronik yang dikembangkan oleh Ant Financial dan Emtek Group. DANA memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran di berbagai merchant, seperti restoran, bioskop, dan toko online.
  • LinkAja : Layanan uang elektronik yang dikembangkan oleh PT Fintek Karya Nusantara (Finarya). LinkAja dapat digunakan untuk membayar di berbagai merchant, seperti restoran, bioskop, dan toko online.
  • Paytren : Layanan pembayaran digital yang dikembangkan oleh PT Veritra Sentosa Internasional. Paytren memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran tagihan, seperti listrik, telepon, dan BPJS.

3. Big Data

        Big data adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan data yang sangat besar dan kompleks yang dapat dianalisis untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat. Dalam bidang keuangan, big data dapat digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen dan membantu perusahaan keuangan memahami kebutuhan dan preferensi konsumen.

        Salah satu contoh penggunaan big data dalam inklusi keuangan adalah proyek Janalakshmi di India. Janalakshmi adalah bank mikro yang menggunakan big data untuk memahami perilaku konsumen yang tidak terlayani oleh layanan keuangan tradisional. Dengan memahami perilaku konsumen, Janalakshmi dapat mengembangkan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen.

        Dalam konteks inklusi keuangan, big data dapat digunakan untuk membantu perusahaan keuangan memahami perilaku konsumen yang tidak terlayani oleh layanan keuangan tradisional. Dengan memahami perilaku konsumen, perusahaan keuangan dapat mengembangkan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen.

        Kesimpulan : Big data adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan data yang sangat besar dan kompleks yang dapat dianalisis untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat

4. Digital Banking

        Digital banking adalah layanan keuangan yang memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan keuangan melalui aplikasi atau situs web, dengan kata lain Digital banking adalah bentuk layanan perbankan yang menggunakan teknologi digital untuk memfasilitasi transaksi keuangan.

        Layanan digital banking dapat diakses melalui perangkat seperti laptop, smartphone, atau tablet, dan memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi seperti transfer uang, pembayaran tagihan, dan pembukaan rekening tanpa harus datang ke kantor bank.

        Di Indonesia, digital banking semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penggunaan internet dan smartphone. Beberapa bank yang telah mengadopsi layanan digital banking di Indonesia antara lain Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Danamon.

        Salah satu contoh pemanfaatan digital banking di Indonesia adalah melalui aplikasi mobile banking. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi keuangan seperti transfer uang, pembayaran tagihan, pembelian pulsa, dan pembukaan rekening tanpa harus datang ke kantor bank. Contoh aplikasi mobile banking di Indonesia antara lain Mandiri Online, BCA Mobile, BRI Mobile, dan D-Mobile.

        Selain itu, digital banking juga memungkinkan bank untuk memberikan layanan perbankan yang lebih efisien dan murah. Bank dapat mengurangi biaya operasional dengan mengadopsi teknologi digital, sehingga dapat menawarkan produk dan layanan perbankan dengan biaya yang lebih rendah. Hal ini dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan perbankan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil atau sulit dijangkau oleh kantor bank konvensional.

        Namun, meskipun digital banking memiliki banyak keuntungan, pengguna juga perlu berhati-hati dalam menggunakan layanan ini. Pengguna harus memastikan bahwa mereka menggunakan aplikasi yang aman dan terpercaya, serta memperhatikan keamanan dan kerahasiaan data pribadi mereka.

5. Financial Technology (Fintech)

        Fintech, atau Financial Technology, adalah inovasi di sektor keuangan yang memberikan lembaga keuangan non-bank dengan alat berbasis teknologi untuk mencapai pelanggan mereka. Menurut The National Digital Research Centre (NDRC), fintech adalah inovasi layanan yang memanfaatkan teknologi informasi untuk memperluas layanan keuangan kepada konsumen. 

        Bank Indonesia juga mendefinisikan fintech sebagai penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru yang dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran. Dalam istilah yang lebih sederhana, fintech adalah inovasi dalam layanan keuangan yang memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan keuangan, termasuk dalam hal inklusi keuangan. 

        Fintech yang berkembang di Indonesia terdiri atas 7 jenis, yaitu :

Crowdfunding

        Crowdfunding adalah jenis fintech yang memungkinkan orang untuk mengumpulkan dana dari banyak orang untuk mendanai proyek atau bisnis mereka. Contoh dari platform crowdfunding adalah Kickstarter, Indiegogo, dan Kiva. Platform ini memungkinkan pengguna untuk membuat kampanye crowdfunding dan meminta dukungan finansial dari masyarakat secara online.

Microfinancing

        Microfinancing adalah jenis fintech yang memungkinkan orang untuk meminjam uang dalam jumlah kecil untuk memulai atau mengembangkan bisnis mereka. Contoh dari platform microfinancing adalah Kiva, Accion, dan Grameen Bank. Platform ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pinjaman kecil dengan suku bunga yang terjangkau dan jangka waktu yang fleksibel.

Digital Payment System

        Digital Payment System adalah jenis fintech yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi keuangan secara online dengan aman dan terpercaya. Contoh dari platform digital payment system adalah PayPal, Stripe, dan Square. Platform ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran online dengan mudah dan terpercaya.

E-aggregator

        E-aggregator adalah jenis fintech yang menggabungkan berbagai produk dan layanan keuangan dari berbagai penyedia keuangan dalam satu platform. Contoh dari platform e-aggregator adalah GoBear, CompareAsia, dan CekAja. Platform ini memungkinkan pengguna untuk membandingkan produk dan layanan keuangan dari berbagai penyedia dan memilih yang terbaik untuk kebutuhan mereka.

P2P Lending

        P2P Lending adalah jenis fintech yang memungkinkan orang untuk meminjam uang dari investor melalui platform online. Contoh dari platform P2P Lending adalah Funding Circle, LendingClub, dan Prosper. Platform ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah daripada pinjaman tradisional.

Pinjaman Online

        Pinjaman Online adalah jenis fintech yang memungkinkan orang untuk meminjam uang secara online tanpa perlu mengunjungi bank atau lembaga keuangan. Contoh dari platform pinjaman online adalah Tunaiku, Kredivo, dan Akulaku. Platform ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pinjaman dengan proses yang cepat dan mudah.

Manajemen Risiko dan Investasi

        Manajemen Risiko dan Investasi adalah jenis fintech yang membantu orang untuk mengelola risiko dan investasi mereka melalui platform online. Contoh dari platform manajemen risiko dan investasi adalah Robinhood, Wealthfront, dan Betterment. Platform ini memungkinkan pengguna untuk mengelola portofolio investasi mereka dengan mudah dan terpercaya.

        Semua jenis fintech tersebut di atas memiliki manfaat yang berbeda-beda dan dapat membantu meningkatkan akses ke layanan keuangan serta meningkatkan inklusi keuangan di seluruh dunia.

Kesimpulan

        Inklusi keuangan sangat penting untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke layanan keuangan yang aman dan terjangkau. Dalam artikel ini, Fatshaf Moonlight telah membahas lima inovasi terkini dalam bidang teknologi inklusi keuangan yaitu blockchain, mobile money, big data, digital banking dan fintech (financial technology). Semua inovasi ini sangat menarik dan dapat membantu meningkatkan inklusi keuangan di seluruh dunia. Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat!

A mom of "Triple-A", enthusiastic for sharing knowledge, feeling, and a passion to create in the Dark Side Office

Post a Comment

Silahkan tambahkan komentar sesuai dengan topik, komentar yang disertai link akan dihapus.Terimakasih
Post a Comment
© Fatshaf Moonlight. All rights reserved. Developed by Jago Desain