Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur fungsi paru-paru adalah spirometer. Penggunaan spirometer dalam pengukuran fungsi paru-paru sangat penting dalam diagnosis dan pengobatan berbagai kondisi paru-paru. Secara akurat dan efektif, spirometer dapat membantu para profesional medis dalam memantau kesehatan paru-paru seseorang dan memberikan perawatan secara tepat dan efektif. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami apa dan bagaimana cara kerja spirometer dan pemeriksaan spirometri serta manfaatnya dalam menjaga kesehatan paru-paru.
Apa itu Spirometer dan Spirometri?
"Spirometer" dan "spirometri" sebenarnya merujuk pada satu hal, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur kapasitas paru-paru seseorang. Namun dalam bahasa Indonesia, Istilah spirometri digunakan untuk menggambarkan proses pengukuran, sedangkan spirometer merujuk pada alat untuk mengukur kapasitas vital paru-paru seseorang.Dalam pengertian teknis, spirometri adalah proses pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat spirometer. Spirometri biasanya melibatkan beberapa tes, termasuk tes kapasitas vital paru (FVC), tes volume ekspirasi paksa (FEV1), dan tes volume ekspirasi paksa dengan rasio FEV1/FVC. Hasil dari tes ini memberikan informasi tentang kapasitas dan fungsi paru-paru seseorang, dan dapat membantu dalam mendiagnosis dan memantau kondisi seperti asma atau PPOK.
Spirometer adalah alat medis yang digunakan untuk mengukur volume udara yang dapat dihirup dan dikeluarkan dari paru-paru seseorang. Alat ini biasanya digunakan oleh para profesional medis untuk membantu mendiagnosis kondisi paru-paru seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan lain-lain.
Jadi, perbedaan antara "spirometer" dan "spirometri" hanyalah pada istilah yang digunakan untuk menggambarkan alat dan proses pengukurannya. Namun, keduanya memiliki hubungan erat dan digunakan dalam konteks yang sama, yaitu untuk mengukur fungsi dan kapasitas paru-paru seseorang.Fungsi Spirometer dan Tujuan Spirometri
Fungsi dari alat Spirometer adalah sebagai berikut:
- Melakukan pengukuran terhadap kemampuan paru-paru seseorang
- Membantu dalam mendiagnosis berbagai jenis penyakit paru-paru, termasuk penyakit paru-paru obstruktif dan menentukan kondisinya, apakah kronis, restriksi, normal, atau campuran
- Memprediksi kemungkinan terjadinya penyakit paru-paru di masa depan
- Mengetahui seberapa efektif pengobatan yang telah dilakukan dan memantau perkembangan penyakit lain yang berkaitan dengan penyakit paru-paru
Tujuan dari pemeriksaan Spirometri adalah:
- Melakukan screening terhadap individu yang memiliki risiko terkena penyakit paru-paru
- Mengetahui sejauh mana efek dari penyakit paru-paru yang telah diderita
- Melakukan penilaian terhadap status kesehatan seseorang sebelum memasuki pekerjaan pada bidang tertentu
- Memantau kesehatan seseorang yang terpapar zat berbahaya di tempat kerjanya
- Mengetahui efektivitas obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan
- Menjadi sumber penelitian klinis dan epidemiologi untuk kesehatan masyarakat.
Jenis-Jenis Spirometer
Spirometer Volume
Peak Flow Meter
Spirometer Insentif
Portable Spirometer
Setiap jenis spirometer memiliki kegunaan yang berbeda tergantung pada kondisi pasien dan kebutuhan medisnya. Misalnya, spirometer volume digunakan untuk mendiagnosis dan memantau kondisi paru-paru kronis seperti PPOK, sementara peak flow meter digunakan untuk memantau asma. Portable spirometer dapat membantu pasien memonitor kondisi paru-paru mereka dari waktu ke waktu, sementara spirometer incentive digunakan untuk membantu pasien mengembangkan teknik pernapasan yang lebih baik.
Penting untuk dicatat bahwa spirometer harus digunakan oleh profesional medis terlatih dan hasil tes harus dianalisis oleh dokter atau profesional medis terlatih. Mereka dapat membantu mendiagnosis kondisi paru-paru seseorang dan merencanakan perawatan yang tepat.Cara Kerja Spirometer
Cara kerja Spirometer didasarkan pada penerapan dua hukum fisika, yaitu Hukum Archimedes dan Hukum Newton. Ketika seseorang menghirup, volume tabung Spirometer akan berkurang, sedangkan ketika orang tersebut menghembuskan napas, volume tabung Spirometer akan bertambah. Volume udara yang diukur adalah perbedaan volume pada saat menghirup dan menghembuskan napas.Tahapan Pemeriksaan Spirometri
Pemeriksaan spirometei terdiri dari beberapa tahapan, meliputi : kalibrasi alat, persiapan pasien, pengukuran volume udara, dan analisis hasil tes, berikut penjelasan setiap tahapan Spirometri:Kalibrasi alat
Persiapan pasien
Pengukuran volume udara
Analisis hasil tes
Baca Juga : Apa Itu Heat Stroke, Penyebab dan Dampaknya
Jenis Tes Spirometri
Tes Kapasitas Vital Paru (FVC)
Tes Kapasitas Vital Paru (FVC) adalah tes yang digunakan untuk mengukur jumlah udara yang dapat dihirup dan dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru seseorang. Tes ini dilakukan dengan meminta pasien untuk mengambil napas dalam-dalam dan kemudian mengeluarkan napas sekuat mungkin ke dalam alat pengukur yang disebut spirometer.Tes Volume Ekspirasi Paksa (FEV1)
Tes volume ekspirasi paksa (FEV1) adalah tes tambahan yang digunakan untuk mengukur jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru seseorang dalam satu detik setelah mengambil napas dalam-dalam. Tes ini dilakukan pada pasien usai melakukan tes FVC.Tes Volume Ekspirasi Paksa dengan Rasio FEV1/FVC
Tes volume ekspirasi paksa dengan Rasio FEV1/FVC adalah tes yang mengukur rasio antara volume udara yang dapat dikeluarkan dalam satu detik (FEV1) dan total kapasitas vital paru-paru (FVC). Tes ini membantu dokter untuk menentukan apakah seseorang memiliki kondisi paru-paru yang menghambat aliran udara, seperti asma atau COPD.Cara Mambaca Hasil Tes Spirometri
Hasil tes spirometri terdiri dari beberapa parameter yang diukur dalam satuan volume dan waktu. Beberapa parameter umum yang diukur dalam tes spirometri meliputi:- Forced Vital Capacity (FVC) : Kapasitas vital paru-paru yang dipaksa, yaitu jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan setelah mengambil napas dalam-dalam.
- Forced Expiratory Volume in one second (FEV1): Jumlah udara yang dapat dikeluarkan dari paru-paru dalam satu detik setelah mengambil napas dalam-dalam.
- FEV1/FVC ratio: Rasio antara volume udara yang dapat dikeluarkan dalam satu detik (FEV1) dan total kapasitas vital paru-paru (FVC).
- Peak Expiratory Flow (PEF): Kecepatan maksimum di mana udara dapat dikeluarkan dari paru-paru.
- Forced Expiratory Flow (FEF): Kecepatan aliran udara selama pengeluaran udara dari paru-paru pada saat tertentu selama tes.
- Forced Inspiratory Flow (FIF): Kecepatan aliran udara selama pengambilan napas dalam pada saat tertentu selama tes.
- Maximum Voluntary Ventilation (MVV): Volume udara maksimum yang dapat dihirup dan dikeluarkan selama satu menit.
Hasil Tes Spirometri dalam Diagnosa Fungsi Paru-Paru
Secara detail, Spirometri sebagai tes fungsi kapasitas vital paru-paru digunakan untuk mengukur jumlah dan kecepatan udara yang masuk dan keluar dari paru-paru. Hasil tes spirometri dapat membantu mendiagnosa empat hal berikut:
Hasil Tes Spirometri pada Paru-paru normal
Hasil Tes Spirometri pada Kombinasi Paru-Paru Obstruktif Restriktif
- Penyakit paru obstruktif kronis (chronic obstructive pulmonary disease/COPD) dengan adanya fibrosis paru-paru
- Asma yang tidak terkontrol dengan baik dan menyebabkan kerusakan paru-paru yang permanen (irreversible asthma)
- Sarcoidosis, yaitu kondisi medis yang menyebabkan pembentukan jaringan parut di berbagai organ tubuh termasuk paru-paru
- Scleroderma, yaitu kondisi medis yang menyebabkan pengerasan dan penyempitan pembuluh darah dan jaringan ikat di seluruh tubuh, termasuk paru-paru
- Neuromuscular disorders, yaitu kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otot dan saraf, seperti dystrofi otot, miastenia gravis, atau sindrom Guillain-Barre.
Hasil Tes Spirometri pada Paru-Paru Obstruktif
Contohnya : pada pasien asma, hasil tes spirometri dapat menunjukkan adanya obstruksi saluran napas. Hal ini dapat terlihat dari pengukuran nilai FEV1 (forced expiratory volume in one second) yang menurun pada pasien asma saat sedang mengalami serangan asma.
Hasil Tes Spirometri pada Paru-Paru Restriktif
Contohnya : pada pasien Fibrosis paru-paru dimana pasien dalam kondisi medis yang ditandai dengan adanya jaringan parut di paru-paru yang menggantikan jaringan paru yang sehat. Kondisi ini dapat mengurangi kapasitas paru-paru dan menyebabkan kesulitan bernapas.
Penyakit fibrosis paru yang umum adalah fibrosis paru idiopatik (idiopathic pulmonary fibrosis/IPF). Namun, fibrosis paru juga dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis lainnya, seperti penyakit autoimun, infeksi kronis, paparan bahan kimia tertentu, atau obat-obatan tertentu.
Bentuk Hasil Tes Spirometri
Referensi :
- https://www.halodoc.com/artikel/begini-proses-untuk-melakukan-pemeriksaan-spirometri
- https://www.medicalogy.com/blog/spirometer-fungsi-dan-cara-kerjanya/
- https://www.gloryamedica.com/fungsi-alat-spirometer/