Putri Arty dan Madu Artia
Di sebuah kerajaan yang ramai dan makmur digelar perjamuan akbar memperingati ulangtahun kerajaan dan pengukuhan putra mahkota calon pengganti Raja yang telah sepuh. Pangeran dari berbagai negeri dan putra-putra bangsawan seluruh penjuru kerajaan berdatangan menghadiri perhelatan tersebut. Kerajaan memilih puluhan gadis-gadis cerdas dan cantik rupawan untuk menjadi panitia melayani tamu tamu kerajaan.Selama 4 hari 4 malam jamuan tersebut diadakan dengan sangat meriah. Hari terakhir perjamuan adalah berwisata ke taman-taman indah Kerajaan. Seorang pangeran bernama Pangeran Acht tertinggal dari rombongan karena saat kereta akan berangkat dia kembali ke biliknya untuk mengambil kamera kesayangannya yang akan digunakan untuk mengambil gambar keindahan taman kerajaan. Seluruh panitia telah ikut serta dengan kereta terakhir terkecuali putri Arty karena harus mengemas barangnya dan segera pulang menyelesaikan tugas yang diberikan oleh sang guru.
Pangeran Acht mengunjungi bilik panitia dan menemukan putri Arty seorang diri, dengan gugup meminta untuk diantarkan ke taman kerajaan untuk bergabung dengan rombongan. Putri Arty sebagai panitia merasa bertanggungawab untuk mempertemukan Pangeran Acht dan rombongan meski sedikit agak bingung karena hujan mulai turun.Perjalanan ke Taman Kerajaan cukup jauh. Pangeran Acht yang pemalu dan pengugup bersama putri Arty yang ramah berjalan menuju Taman melalui jalan kampung yang cukup ramai. Keramahan putri Arty menghilangkan kegugupan pangeran Acht. Agak sulit menemukan rombongan karena Taman kerajaan yang cukup luas. Putri Arty merasa nyaman dekat pangeran dan sangat menyukai sikap santun Pangeran Acht. Tanpa disadari rasa cinta menjalari hati putri Arty. Hari telah menjelang senja mereka bertemu rombongan dan pulang kembali ke Istana. Putri Arty pun segera kembali pulang ke rumah dan keesokannya pangeran Acht kembali ke negerinya tanpa bertemu dengan putri Arty bahkan tak sempat bertukar alamat.
Rindu Yang tak Pernah Padam.
Pangeran Acht berusaha mencari keberadaan putri Arty melalui ketua panitia perhelatan. Tetapi ketua panitia yang sangat sibuk kurang berkenan menyampaikan informasi tentang Putri Arty. Lalu pangeran Acht yang gelisah mengirim surat dan foto foto putri Arty melalui ketua panitia tersebut. Surat dan foto tak pernah sampai hingga akhirnya Novi gadis yang baik hati yang tinggal di rumah ketua panitia perhelatan itu memberikan alamat pangeran Acht kepada putri Artia dan menyampaikan tentang titipan surat dan foto.
Bahagia dan haru meliputi perasaan putri Arty. Semakin yakin kalau cintanya tidaklah bertepuk sebelah tangan, putri Arty mengirim surat berisi puisi-puisi yang dituliskan selama ini. Kerinduan dan berbagai kisah mengalir lewat surat surat yang saling bersambut antara Pangeran Acht dan putri Arty. Genap setahun surat saling berbalas putri Arty tak dapat menahan kerinduannya dan meminta pangeran untuk datang mengunjunginya. Putri Arty memperkenalkan Pangeran Acht kepada kedua orangtuanya.Orangtua putri Arty menyambutnya dengan ramah. Selama 3 hari pangeran Acht di kediaman Putri Arty. Orangtua putri Arty jatuh hati pada pangeran Acht dan menyampaikan tentang harapannya agar pangeran Acht dan putri Arty dapat menjalani hidup bersama kelak. Pangeran Acht diliputi kebingungan, saat itu pangeran tidak berani berterus terang pada kedua orangtua putri arty bahwa dia telah bertunangan dengan seorang putri bangsawan di negerinya. Pangeran hanya berterus terang tentang hal tersebut pada putri Arty. Kaget dan makin bingung pangeran karena putri Arty menerima keberadaan pangeran Acht dengan setulus hati karena telah jatuh cinta dan sulit untuk melepaskan cintanya.
Tiba saatnya pangeran harus kembali ke negerinya dengan kapal laut, sebelum berpisah Pangeran Acht berjanji akan membangun sebuah rumah di tepi hutan dikelilingi air yang mengalir hanya untuk mereka berdua. Surat-surat masih terus berjalan dan hubungan semakin dekat meski berada pada jarak jauh. Hingga suatu saat Putri Arty akan menjalani wisuda penyelesaian studynya. Ibunda putri Arty meminta sang pangeran datang untuk melamar putri Arty.
Pangeran gundah dan bingung tak ingin menyakiti Putri Arty dan tak sanggup berterus terang pada kedua orangtua Putri Arty tentang statusnya selama ini yang telah memiliki keluarga, pangeran Achtpun memutuskan komunikasi dan menghilang tanpa kabar berita.
Penantian Tak Berujung
Setahun Putri Arty disandera. Dalam penyanderaannya putri Arty selalu berusaha melarikan diri dan akhirnya berhasil melarikan diri dari penyanderaan sepasang raksasa. Saat pelarian tanpa sengaja Putri Arty menemukan tempat tinggal pangeran bersama keluarganya. Malang tak dapat dielakkan untung tak diraih, hati putri Arty sangat terluka menyaksikan kebahagiaan pangeran Acht dengan isteri dan anak-anaknya. Dengan penuh putus asa kembali berkelana ke negeri yang jauh, tetapi tetap tidak pernah sanggup melepaskan bayangan pangeran Acht dari kerinduannya.
Putri Arty menenggelamkan diri dalam berbagai kegiatan dan bekerja keras bukan untuk mencari kekayaan tetapi untuk mengobati hati yang terluka dan menenangkan pikirannya yang tidak pernah lepas memikirkan pangeran. 8 tahun menanti Putri Arty tak pernah berhasil melepaskan pangeran dari pikirannya. Karena letih bekerja keras akhir putri Arty jatuh sakit. Selama 2 minggu Putri Arty tak sadarkan diri dan mendapatkan perawatan hingga 6 bulan, telah empat operasi yang dijalaninya.
Perlengketan usus, gangguan lambung, tumor jinak dan usus buntu. Salah seorang sahabat merasa takut kehilangan Putri Arty yang baik hati dan suka menolong, iapun berjanji jika putri Arty sembuh akan menikahi putri arti.
Pernikahan Tanpa Cinta
Putri Arty pun menjalani kehidupannya bersama lelaki baik hati tersebut. Tetapi hati dan pikiran Putri Arty selalu merindukan pangeran. Berat sekali melepaskan bayangan pangeran. Telah 17 tahun berlalu tanpa bertemu pangeran. Semakin hari semakin parah rasa rindunya pada pangeran sampai seringkali jatuh sakit, karena Putri Arty kembali bekerja keras menenangkan hati dan pikirannya. Hidup dijalani dengan penuh kerinduan tanpa henti yang dilampiaskan pada kesibukan bekerja.
Suatu hari Putri Arty bertemu dengan seseorang yang menceritakan tentang pangeran yang saat ini telah sendiri dan berkelana. Orang itu memberitahu putri keberadaan sang pangeran. Putri merasa senang girang bukan main dan segera mencari sang pangeran.
Madu Artia Lambang Cinta dan Kasih Sayang
Pertemuan dengan Pangeran Acht menguatkan semangat hidup sang Putri. Tumpahlah segala rasa yang dipendam. Selama 3 hari berturut turut mereka berdua bercerita tanpa henti berbagi kisah selama 17 tahun terpisah. Rasa cinta dan saling merindukan masih saja hangat seperti tak pernah terpisahkan tetapi situasi telah berbeda putri arty telah menikah.
Sang pangeran meski masih sendiri tetapi lebih memilih untuk berkelana mencari gambar dengan kameranya memotret keindahan alam. Menyadari bahwa putri Arty telah menikah, sebelum berpisah pangeran memberikan putri segentong madu yang bisa jadi pengobat rindu dan tanda cinta pada putri Arty.
Madu ini berbeda dari madu biasa karena didapatkan pangeran dari Hutan Belantara yang belum pernah ditelusuri dan dijaga oleh Lebah Apis Dorsata yang terkenal galak dan sengatannya yang berbisa, madu yang rasanya sangat manis sampai ke hati. Saat ini kemanapun putri pergi selalu membawa madu pangeran.Putri Arty merasa senang memberikan madu bagi siapa saja yang membutuhkan terapi pengobatan penyakit apa saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Madunya diberi nama madu artia singkatan dari nama putri Arty dan pangeran Acht lambang cinta dan kasih sayang yang jadi obat penyakit apa saja dan manisnya sampai ke hati.